nah sekarang kita masuk ke materi
Distribusi Sampling
Sampling dilakukan untuk jumlah populasi yg besar, contohnya : Contohnya, sebuah lembaga survey melakukan polling menjelang hari pemilu di Indonesia (mengambil sekitar 1.500 s/d 2.000 pemilih sebagai sampel untuk diteliti). Selanjutnya, hasil analisis terhadap sampel tersebut digunakan untuk menduga populasi. Misalnya dari sampel diketahui 45% memilih Prabowo, dan 55% memilih Jokowi, maka kedua angka tersebut merupakan penduga untuk proporsi populasi pemilih di Indonesia yang memilih Prabowo dan Jokowi. Bukti empiris menunjukkan bahwa dari 13 kali pemilihan presiden di Indonesia, hanya sekali lembaga survey membuat kesalahan prediksi.
Tujuan mempelajari distribusi sampling adalah sebagai berikut.
Ø
Memahami perlunya suatu sampling (pengambilan
sampel) serta keuntungan-
keuntungan melakukannya
Ø
Menjelaskan pengertian sampel acak untuk
sampling tanpa pergantian untuk suatu
populasi terhingga dan pengambilan sampel
untuk populasi tak terhingga
Ø Menjelaskan langkah-langkah
yang diperlukan untuk membentuk suatu distribusi sampling
dari mean-mean
sampel, menghitung mean dan deviasi standard dari distribusi sampling
Ø Menjelaskan langkah-langkah
yang diperlukan untuk membentuk suatu distribusi sampling
dari proporsi sampel,
menghitung mean dan deviasi standard dari distribusi sampling
Ø Menghitung mean dan deviasi standard dari
distribusi sampling yang merupakan
perbedaan atau penjumlahan dari sampel-sampel
yang berasal dari dua populasi
Kebutuhan dan keuntungan sampling
Sampling yang baik adalah sampling yang dapat menghemat biaya biaya dan waktu, serta menjaga keakuratan hasil-hasilnya. Secara khusus teknik sampling berguna dalam Estimasi parameter populasi (seperti mean populasi, varians populasi dll.) yang tidak diketahui berdasarkan pengetahuan tentang statistik sampel (seperti mean sampel, varians sampel, dll.) yang berkaitan, menentukan apakah perbedaan yang teramati pada dua sampel adalah benar-benar signifikan (berarti) atau karena variasi yang kebetulan sifatnya.
Metode Penarikan Sampel
1. Penarikan sampel probabilitas :
> Prosedur objektif: probabilitas pemilihan diketahui terlebih dahulu untuk setiap elemen populasi.
> Setiap elemen populasi memiliki probabilitas yang sama sebagai sampel.
> Metode pemilihan acak (random), konsep matematik yang tepat , sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama sebagai sampel.
2. Penarikan sampel non probabilitas:
> Prosedur subjektif, kerangka sampelnya tidak tersedia.
> Setiap elemen populasi tidak memiliki probabilitas yang sama sebagai sampel, dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi.
Metode Penarikan Sampel
1. Penarikan sampel probabilitas :
> Prosedur objektif: probabilitas pemilihan diketahui terlebih dahulu untuk setiap elemen populasi.
> Setiap elemen populasi memiliki probabilitas yang sama sebagai sampel.
> Metode pemilihan acak (random), konsep matematik yang tepat , sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama sebagai sampel.
2. Penarikan sampel non probabilitas:
> Prosedur subjektif, kerangka sampelnya tidak tersedia.
> Setiap elemen populasi tidak memiliki probabilitas yang sama sebagai sampel, dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi.
PROBABILITY SAMPLING
1. Sampling acak sederhana (simple random sampling)
– Baik (bukti empiris yang dihasilkan), representatif
– Populasi terbatas: peluang acak secara individual.
– Populasi banyak dan berkelompok
1. Sampling acak sederhana (simple random sampling)
– Baik (bukti empiris yang dihasilkan), representatif
– Populasi terbatas: peluang acak secara individual.
– Populasi banyak dan berkelompok
Sampling acak berstrata disproporsional
• Prinsip sampling disproporsional adalah :
– Semakin besar suatu strata, semakin besar sampel
– Semakin tinggi variabilitas di dalam suatu sampel, semakin besar sampel
• Prinsip sampling disproporsional adalah :
– Semakin besar suatu strata, semakin besar sampel
– Semakin tinggi variabilitas di dalam suatu sampel, semakin besar sampel
2. sampling acak berstrata proporsional (proportioned stratified random sampling) Subsample-subsampel acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama
dalam beberapa karakteristik.
dalam beberapa karakteristik.
a. Sampling acak berstrata proporsional
Bila populasi mempunyai anggota/unsur tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Untuk suatu organisasi yang mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan berstrata, populasi pegawai itu berstrata. Misalnya, populasi = 1000 (700 orang wanita dan 300 orang pria). Sampel yang diperlukan = 100. Secara proporsional, sampel yang dapat ditarik adalah wanita = 700/1000 * 100 = 70 dan pria = 300/1000 * 100 = 30.
3. Metode sampling berkelompok (cluster sampling)
• Memilih subpopulasi yang disebut klaster, setiap elemen kelompok dipilih sebagai anggota sampel.
• Untuk objek dengan data sangat luas (penduduk Negara, provinsi) samplingnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
• Kriteria cluster bertolak belakang dengan apa yang digunakan dalam sampling berstrata.
• Populasi harus dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersifat mutually exclusive, selanjutnya dipilih secara acak sebagai sampel.
Bila populasi mempunyai anggota/unsur tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Untuk suatu organisasi yang mempunyai pegawai dengan latar belakang pendidikan berstrata, populasi pegawai itu berstrata. Misalnya, populasi = 1000 (700 orang wanita dan 300 orang pria). Sampel yang diperlukan = 100. Secara proporsional, sampel yang dapat ditarik adalah wanita = 700/1000 * 100 = 70 dan pria = 300/1000 * 100 = 30.
3. Metode sampling berkelompok (cluster sampling)
• Memilih subpopulasi yang disebut klaster, setiap elemen kelompok dipilih sebagai anggota sampel.
• Untuk objek dengan data sangat luas (penduduk Negara, provinsi) samplingnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
• Kriteria cluster bertolak belakang dengan apa yang digunakan dalam sampling berstrata.
• Populasi harus dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersifat mutually exclusive, selanjutnya dipilih secara acak sebagai sampel.
NONPROBABILITY SAMPLING
a. Sampling Sistematik
Berdasarkan urutan anggota populasi (populasi dibagi dengan ukuran sampel yang
diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subjek ke-n).
Contoh, populasi 100, ukuran sampel 10. Ukuran sampel, 100/10 = 10. Selanjutnya, pilih nomor antara 1 dan 10, misalnya 5. Kemudian pilih yang ke 10, setelah itu hingga 10 dipilih 5, 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85, 95.
Berdasarkan urutan anggota populasi (populasi dibagi dengan ukuran sampel yang
diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subjek ke-n).
Contoh, populasi 100, ukuran sampel 10. Ukuran sampel, 100/10 = 10. Selanjutnya, pilih nomor antara 1 dan 10, misalnya 5. Kemudian pilih yang ke 10, setelah itu hingga 10 dipilih 5, 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85, 95.
b. Sampling Wilayah
Sampling klaster dalam suatu wilayah.
Contoh, sebuah stasiun radio melakukan survei profil dan perilaku pendengar radio. Gunakan peta kota, lalu kecamatannya, kelurahan, RW dan RT yang terpilih. Selanjutnya sampel dipilih secara acak dari setiap klaster tersebut.
Sampling klaster dalam suatu wilayah.
Contoh, sebuah stasiun radio melakukan survei profil dan perilaku pendengar radio. Gunakan peta kota, lalu kecamatannya, kelurahan, RW dan RT yang terpilih. Selanjutnya sampel dipilih secara acak dari setiap klaster tersebut.
c. Sampling Kemudahan
Untuk mendapatkan informasi dengan cepat, mudah dan murah. Prosedurnya: langsung menghubungi unit-unit sampling yang mudah dijumpai, seperti mahasiswa di suatu kelas, jemaah tempat-tempat ibadah, rekan-rekan, para tetangga, dll. Sering kali teknik sampling ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau digunakan dalam penelitian eksplorasi.
Untuk mendapatkan informasi dengan cepat, mudah dan murah. Prosedurnya: langsung menghubungi unit-unit sampling yang mudah dijumpai, seperti mahasiswa di suatu kelas, jemaah tempat-tempat ibadah, rekan-rekan, para tetangga, dll. Sering kali teknik sampling ini dilakukan untuk menguji kuesioner atau digunakan dalam penelitian eksplorasi.
d. Sampling Pertimbangan
Didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Misalnya dalam suatu penelitian tentang masalah sumber daya manusia, peneliti mungkin hanya ingin memperoleh informasi dari pegawai-pegawai yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam kaitannya dengan sampling pertimbangan dikenal juga sampling ahli (expert sampling) dan sampling bertujuan (purposive sampling). Kendala yang dihadapi dalam penggunaan sampling pertimbangan ini adalah tuntutan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbangannya. Pertimbangan atau judgement harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.
Didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Misalnya dalam suatu penelitian tentang masalah sumber daya manusia, peneliti mungkin hanya ingin memperoleh informasi dari pegawai-pegawai yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam kaitannya dengan sampling pertimbangan dikenal juga sampling ahli (expert sampling) dan sampling bertujuan (purposive sampling). Kendala yang dihadapi dalam penggunaan sampling pertimbangan ini adalah tuntutan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbangannya. Pertimbangan atau judgement harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.
e. Sampling Kuota
Bentuk lain sampling pertimbangan, karakteristik-karakteristik tertentu yang relevan yang menjelaskan dimensi-dimensi populasi. Dalam hal ini, distribusi populasi harus diketahui. Misal, sampel sebanyak 1000 orang penduduk kota Bandung. Jika diketahui penyebaran penduduk secara geografis, sampelnya dapat ditarik persentase distribusi yang sama.a, bahkan pada kondisi tertentu, hasil penelitian dapat menyamai hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik sampling probabilitas.
Bentuk lain sampling pertimbangan, karakteristik-karakteristik tertentu yang relevan yang menjelaskan dimensi-dimensi populasi. Dalam hal ini, distribusi populasi harus diketahui. Misal, sampel sebanyak 1000 orang penduduk kota Bandung. Jika diketahui penyebaran penduduk secara geografis, sampelnya dapat ditarik persentase distribusi yang sama.a, bahkan pada kondisi tertentu, hasil penelitian dapat menyamai hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik sampling probabilitas.
Populasi terhingga dan tak tehingga
Populasi terhingga (finite population) adalah populasi yang jumlah seluruh anggotanya tetap dan dapat didaftar. Populasi tak terhingga (infinite population) memiliki anggota yang banyaknya tak terhingga
Populasi terhingga (finite population) adalah populasi yang jumlah seluruh anggotanya tetap dan dapat didaftar. Populasi tak terhingga (infinite population) memiliki anggota yang banyaknya tak terhingga
DISTRIBUSI SAMPLING
Pada modul ini yang dibahas mengenai distribusi sampling digambarkan dalam skema berikut.
Pada modul ini yang dibahas mengenai distribusi sampling digambarkan dalam skema berikut.
![633F7524-4849-4C72-9E8F-28D54A89EF4C](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/633f7524-4849-4c72-9e8f-28d54a89ef4c.jpeg?w=323&h=183)
![C8A5F94C-5445-4D2D-9E8D-49E701A44508](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/c8a5f94c-5445-4d2d-9e8d-49e701a44508.jpeg?w=430&h=706)
![34B9DF82-CFA6-43BE-B0B8-26305BCE22F4](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/34b9df82-cfa6-43be-b0b8-26305bce22f4.jpeg?w=430&h=414)
Dalil Batas Memusat (The Central Limit Theorem)
Dalam pemilihan sampel acak sederhana dengan ukuran n dari suatu populasi yang berasal dari distribusi apapun (binomial, poisson, dsb), distribusi dari rata-rata sampel dapat didekati dengan distribusi probabilitas normal untuk ukuran sampel yang besar. Beberapa hal penting yang perlu diingat dari dalil tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam pemilihan sampel acak sederhana dengan ukuran n dari suatu populasi yang berasal dari distribusi apapun (binomial, poisson, dsb), distribusi dari rata-rata sampel dapat didekati dengan distribusi probabilitas normal untuk ukuran sampel yang besar. Beberapa hal penting yang perlu diingat dari dalil tersebut adalah sebagai berikut.
Tidak ada angka yang pasti tentang “ukuran sampel yang cukup besar”, tetapi biasanya angka dianggap cukup besar.
![15BF3401-8D56-44F8-9F3C-DE6C6A783AA4](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/15bf3401-8d56-44f8-9f3c-de6c6a783aa4.jpeg?w=451&h=743)
Distribusi Sampling Beda Rata-rata
![07CB3AD8-E27E-48CD-A9CF-B02F960AC36D](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/07cb3ad8-e27e-48cd-a9cf-b02f960ac36d.jpeg?w=463&h=776)
![FCF93F3A-CCD4-46F8-B890-EE1B216F0984](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/fcf93f3a-ccd4-46f8-b890-ee1b216f0984.jpeg?w=467&h=176)
Distribusi Sampling Proporsi
Misalkan proporsi populasi dinotasikan dengan p = x/n
Misalkan proporsi populasi dinotasikan dengan p = x/n
Dimana :
![F1932605-C84C-40FF-9FE4-B64231F57ED0](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/f1932605-c84c-40ff-9fe4-b64231f57ed0.jpeg?w=379&h=134)
Distribusi Sampling Beda Proporsi
![DC17EA53-EBD9-456A-897B-97ACC96DF9B1](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/dc17ea53-ebd9-456a-897b-97acc96df9b1.jpeg?w=503&h=227)
![DC17EA53-EBD9-456A-897B-97ACC96DF9B1](https://ilmustatistikblog.files.wordpress.com/2018/12/dc17ea53-ebd9-456a-897b-97acc96df9b1.jpeg?w=503&h=227)
okei teman andaikan masih kurang mengerti bisa melihat vidio di bawah ini
yup sampai disini dulu ya pembahasanya see you nex time
Tidak ada komentar:
Posting Komentar