probabilitas sering dipertukarkan dengan istilah lain seperti peluang dan kemungkinan. Beberapa contoh telah dikemukakan sebelumnya. Secara umum, probabilitas merupakan peluang banhwa sesuatu akan terjadi. Secara lengkap, probabilitas didefinisikan sebagai berikut:
“Probability” is a measure of a likelihood of the occurance of a random event. yaitu suatu nilai yang dipergunakan untuk mengukur tingkat terjadinya sesuatu kejadian yang acak.
Dalam mem pelajari probabilitas, ada 3 kata kunci yang harus diketahui:
> Eksperimen
>Hasil (outcome)
>Kejadian atau peristiwa (event)
Ketiga istilah tersebut sering kita dengar, tetapi dalam ilmu statistik ketiga istilah itu
mempunyai arti yang spesifik.
nah sekarang kita masuk ke pembahasan kita tadi mari kita bahas KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA
nah sekarang kita masuk ke pembahasan kita tadi mari kita bahas KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA
Pada
modul ini, dibahas mengenai korelasi dan regresi linier sederhana. Dikatakan
sederhana, karna hanya melibatkan satu variabel independen dan satu variabel
dependen. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).
Jika seorang
peneliti ingin mengetahui relasi (hubungan) antar dua variabel atau regresi
(pengaruh) variabel independen terhadap variabel dependen, maka harus melakukan
prosedur yang dijelaskan setelah ini.
1.
KORELASI SEDERHANA
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.
Ø
Apakah ada hubungan antara suhu ruangan dengan jumlah cacat Produksi?
Ø
Apakah ada hubungan antara lamanya waktu
kerusakan mesin dengan jumlah cacat produksi?
Ø
Apakah ada hubungan antara jumlah Jam lembur dengan tingkat absensi?
Hal ini dapat
diketahui dengan pasti dengan melakukan pengujian hipotesis mengenai korelasi
sederhana.
Korelasi
sederhana merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan dua variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan
antara dua variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan
hubungan antara dua variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan
tersebut ERAT, LEMAH, ataupun TIDAK ERAT sedangkan bentuk hubungannya adalah
apakah bentuk korelasinya Linear Positif ataupun Linear Negatif. Dalam
statistik kita mengenal hubungan antar dua variabel, yang digunakan untuk
mengukur ada atau tidak hubungan antar variabel disebut Korelasi.
Korelasi yang terjadi
antara dua variabel
Berikut adalah jenis-jenis korelasi yang dapat terjadi antara dua
variabel.
1. Korelasi Positif adalah
korelasi dua variabel, apabila variabel independen (X) meningkat atau turun
maka variabel dependen (Y) cenderung untuk meningkat atau turun.
2. Korelasi Negatif adalah
korelasi dua variabel, apabila variabel independen (X) meningkat atau turun
maka variabel dependen (Y) cenderung untuk turun atau meningkat.
3. Tidak ada Korelasi terjadi
apabila kedua variabel X dan Y tidak menunjukan adanya hubungan.
4. Korelasi Sempurna adalah korelasi dari dua
variabel yang benar-benar terjadi.
Untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel, maka cukup melihat nilai dari
koefisien korelasi. Koefisien korelasi ( ) merupakan indeks atau bilangan yang
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel. Berikut adalah rumus
dari koefisien korelasi.
∑ ∑ ∑
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
√ ∑ ∑ ) ) ∑ ∑
) )
dimana
Variabel independen
Variabel dependen
Banyaknya sampel
Dengan nilai dari antara dan ( ).
INTERVAL KEERATAN KORELASI
ANTAR VARIABEL
Untuk
mengetahui hubungan yang terjadi antara dua variabel, apakah terjadi
hubungannya sempurna, kuat, lemah, atau tidak adanya hubungan, berikut
diberikan interval-interval yang menyatakan keeratan hubungan antar variabel.
1.
tidak
ada korelasi
2.
|
korelasi sangat lemah
sekali
|
3.
|
korelasi lemah sekali
|
4.
|
korelasi yang cukup kuat
|
5.
|
korelasi yang kuat
|
6.
|
korelasi sangat kuat
|
7.
,
korelasi sempurna
KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien
determinasi sering diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel
independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya. Secara
sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi ( ).
Contohnya, jika nilaiadalah sebesar
|
maka koefisien
|
determinasi adalah
|
sebesar
|
. Artinya kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan varians dari
|
|||
variabel dependennya adalah sebesar
|
. Berarti terdapat
|
(
|
) varians
|
variabel
dependen yang dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan interpretasi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien determinasi antara sampai .
2.
REGRESI LINIER SEDERHANA
Regresi
linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara
satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang
mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel
penjelas. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau
variabel dependen. Regresi linear hanya dapat digunakan pada skala interval dan ratio. Model
yang paling sederhana untuk menjelaskan pengaruh antara variabel dependen
dengan satu variabel independen merupakan regresi sederhana.
Persamaan regresi sederhana secara umum dituliskan sebagai berikut:
̅
dimana :
Variabel dependen
Variabel independen
Konstanta
koefisien regresi
dengan
∑
|
∑
|
∑
|
||
∑
|
∑
|
)
|
||
∑
∑
|
∑
|
∑
|
||
∑
|
∑
|
)
|
KESALAHAN BAKU ESTIMASI
Kesalahan baku
atau selisih taksir standar regresi adalah nilai menyatakan seberapa jauh
menyimpangnya nilai regresi tersebut terhadap nilai sebenarnya. Nilai ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan suatu pendugaan dalam menduga nilai.
Jika nilai ini sama dengan nol maka penduga tersebut memiliki tingkat ketepatan
100%.
Rumus Kesalahan baku estimasi:
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
√∑ ̅ )
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
dengan
Kesalahan baku
Variabel dependen
̅
Persamaan regresi banyaknya sampel
CONTOH 1.
Pak Budiman,
manajer pemasaran PT.ABC memiliki data harga jual dengan volume penjualan
produknya selama 10 bulan, dan pak Budiman ingin mengamati hubungan, persentase
variabel Y yang dapat dijelaskan oleh variabel X, pengaruh dan kesalahan baku
yang terjadi antara dua variabel tersebut ?
Volume penjualan dan harga jual produk PT.ABC dinyatakan dalam Tabel 1.
Volume
penjualan
|
Harga
jual
|
||
(Dalam ribuan)
|
(Dalam ribuan)
|
||
1
|
10
|
1,3
|
|
2
|
6
|
2,0
|
|
3
|
5
|
1,7
|
|
4
|
12
|
1,5
|
|
5
|
10
|
1,6
|
|
6
|
15
|
1,2
|
|
7
|
5
|
1,6
|
|
8
|
12
|
1,4
|
|
9
|
17
|
1,0
|
|
10
|
20
|
1,1
|
Tabel
1. Volume penjualan dan harga jual produk PT. ABC
Penyelesaian:
Pada contoh 1, yang ditanyakan adalah:
Kasus 1. Korelasi (hubungan antara volume penjualan dengan harga jual)
Kasus 2. Persentase variabel Y yang dapat dijelaskan oleh X (Koefisien
determinasi)
Kasus 3. Regresi (pengaruh) variabel independen terhadap variabel
dependen
Kasus 4. Kesalahan baku estimasi
Jadi, terdapat 4 kasus yang harus diselesaikan dalam contoh 1. Sebelum
menyelesaikan
kasus-kasus tersebut, kita harus menentukan
siapa yang menjadi variabel dan variabel .
Dengan mengingat kembali bahwa adalah variabel independen dan adalah variabel
dependen. adalah variabel
yang mempengaruhi . Sehingga dapat ditentukan bahwa adalah harga jual dan
adalah volume penjualannya.
Setelah ditentukan siapa menghitung nilai dari bentuk Tabel 2.
yang menjadi
variabel dan ,
langkah selanjutnya adalah dan
. Perhitungan akan lebih mudah jika disajikan dalam
10
|
1,3
|
13
|
1,69
|
100
|
||
6
|
2
|
12
|
4
|
36
|
||
5
|
1,7
|
8,5
|
2,89
|
25
|
||
12
|
1,5
|
18
|
2,25
|
144
|
||
10
|
1,6
|
16
|
2,56
|
100
|
||
15
|
1,2
|
18
|
1,44
|
225
|
||
5
|
1,6
|
8
|
2,56
|
25
|
||
12
|
1,4
|
16,8
|
1,96
|
144
|
||
17
|
1
|
17
|
1
|
289
|
||
20
|
1,1
|
22
|
1,21
|
400
|
||
Jumlah
|
112
|
14,4
|
149,3
|
21,56
|
1488
|
|
Tabel 2. Perhitungan data
|
Kasus 1. HUBUNGAN ANTARA
VOLUME PENJUALAN DAN HARGA JUAL
Untuk melihat hubungan antara X dan Y maka
dihitung nilai dari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus yang sudah
diberikan dan melihat nilai-nilai pada Tabel 2. Contohnya,
∑ adalah jumlah dari kolom yang menyatakan (Hal ini terdapat dalam kolom 4).
Sehingga nilai dari ∑ . Diperhatikan kembali,
bahwa nilai dari ∑ ∑ ) dan
∑
∑ ) . Setelah semua data
diinput, diperoleh nilai dari koefisien korelasi sebagai
berikut.
∑
|
∑
|
∑
|
)
|
)
|
||||||||
√( ∑
|
∑
|
) )(
|
∑
|
∑ ) )
|
√
|
)
|
)
|
) )
|
||||
Koefisien korelasi sebesar
-0,87 menunjukan hubungan linier negatif yang kuat artinya bila harga naik maka
volume penjualan akan turun.
Kasus 2. KOEFISIEN
DETERMINASI
Persentase variabel Y yang
dapat dijelaskan variabel X, dengan menghitung koefisien determinasi yaitu
dengan mengkuadratkan koefisien korelasi
)
Artinya kemampuan harga jual barang dalam menjelaskan varians dari
volume penjualan
adalah sebesar . Berarti
terdapat ( ) varians volume penjualan yang dijelaskan oleh faktor lain,
misalnya kualitas barang.
Kasus 3. PENGARUH HARGA
JUAL TERHADAP VOLUME PENJUALAN
Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap
volume penjualan (pengaruh terhadap )
maka harus dilakukan
pembuatan model regresi, yaitu ̅ . Sehingga terlebih dahulu harus diitung nilai
dari dan dengan menggunakan rumus yang sudah dijelaskan.
∑ ∑ ∑
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
∑
∑ )
) )
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
)
dan
∑ ∑ ∑ ∑
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
∑
∑ )
)
|
)
|
|||
)
|
||||
Setelah nilai
|
dandiperoleh
maka disubstitusikan
|
pada model regresinya,
sehingga
|
||
diperoleh:
|
||||
̅
|
Nilai
terjual.
artinya jika harga sama dengan nol maka rata-rata 32.136 produk akan
Nilai artinya jika harga naik 1,00 (Rp.1000,00) maka
volume penjualan akan
turun sebesar
14,54 unit, begitu juga sebaliknya. Jika harga turun sebesar 1 (Rp. 1000,00)
maka volume penjualan naik sebesar 14,54 unit. Hal ini sesuai dengan analisis
mengenai korelasi antara harga jual dan volume penjualan, yang menyatakan bahwa
jika harga jual naik maka volume penjualan akan turun.
Kasus 4. KESALAHAN BAKU
ESTIMASI
Selanjutnya, dilakukan perhitugan mengenai kesalahan baku estimasi dengan
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
menggunakan rumus √∑ ̅ ) . Sebelum
data dimasukkan pada
rumus, baiknya
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
dilakukan
perhitungan dengan menggunakan Tabel 3 untuk mempermudah perhitungan kesalahan
baku estimasinya.
̅
|
̅
|
̅ )
|
||||
10
|
1,3
|
13,24
|
-3,24
|
10,5
|
||
6
|
2
|
3,06
|
2,94
|
8,64
|
||
5
|
1,7
|
7,42
|
-2,42
|
5,86
|
||
12
|
1,5
|
10,33
|
1,67
|
2,79
|
||
10
|
1,6
|
8,88
|
1,12
|
1,25
|
||
15
|
1,2
|
14,69
|
0,31
|
0,096
|
||
5
|
1,6
|
8,88
|
-3,88
|
15,05
|
||
12
|
1,4
|
11,78
|
0,22
|
0,048
|
||
17
|
1
|
17,6
|
-0,6
|
0,36
|
||
20
|
1,1
|
16,15
|
3,85
|
14,82
|
||
Jumlah
|
112
|
14,4
|
59,414
|
|||
Tabel 3. Perhitungan data
|
Setelah tabel dibuat, selanjutnya dimasukkan ke
dalam rumus kesalahan baku estimasi yaitu:
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
√∑ ̅ ) √
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
Nilai dari kesalahan baku
estimasinya sebesar 2,73. Artinya jauhnya penyimpangan nilai regresi terhadap
nilai sebenarnya adalah sebesar 2,73.
3.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian
hipotesis dilakukan jika terdapat seseorang yang mempunyai pendapat atau
argumen dan ingin dibuktikan kebenarannya. Misalnya seseorang beranggapan bahwa
lamanya belajar mahasiswa akan mempengaruhi terhadap IP yang diperoleh pada
setiap semesternya. Hal ini dapat dibuktikan kebenarannya dengan melakukan
pengujian hipotesis. Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur pengujian hipotesis
tentang korelasi dan regresi linier berganda, dapat diilustrasikan menggunakan
skema berikut.
3.1
PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG KOEFISIEN KORELASI
Dalam
pengujian hipotesis, yang dibahas pertama dalam modul ini adalah pengujian
hipotesis tentang korelasi. Perumusan hipotesis yang digunakan untuk korelasi
adalah sebagai berikut.
,
|
dan
|
tidak ada hubungan
|
,
|
dan
|
mempunyai hubungan negatif
|
,
|
dan
|
mempunyai hubungan positif
|
, dan ada
hubungan
Langkah-langkah
Pengujian Hipotesis :
1. Merumuskan bentuk hipotesis :
Pengujian satu arah
Pengujian satu arah
Pengujian dua arah
2. Menentukan
nilai kesalahan = α, setelah α diketahui kemudian mencari (jika satu arah)
atau (jika dua arah) dari
Tabel t (Lampiran 1) dengan
|
.
|
||
derajat kebebasan
|
|||
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
√
ℎ
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
√
dengan
ℎ nilai ℎ
koefisien korelasi
jumlah sampel
3.2
PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG REGRESI
Pengujian hipotesis
selanjutnya yang dibahas adalah pengujian hipotesis tentang regresi. Perumusan
hipotesis yang digunakan untuk regresi adalah sebagai berikut.
, Tidak ada
pengaruh terhadap
, Ada pengaruh
negatif terhadap
, Ada pengaruh
positif terhadap
, Ada pengaruh terhadap
Langkah-langkah
Pengujian Hipotesis :
1. Merumuskan bentuk hipotesis :
Ho : B = 0
Ha : B < 0 Pengujian satu arah
Ha : B > 0 Pengujian satu arah
Ha : B ≠ 0 Pengujian dua arah
2. Menentukan nilai
kesalahan = α, setelah α diketahui kemudian mencari (jika satu arah)
atau
(jika dua arah) dari Tabel t (Lampiran 1) dengan
|
.
|
||||||
derajat kebebasan
|
|||||||
3. Menghitung t hitung dengan rumus
|
|||||||
ℎ
|
|||||||
dengan
|
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
√∑ ̅ )
= Kesalahan baku b
= Kesalahan baku estimasi
4. Keputusan
Kriteria keputusan dalam pengujian hipotesis
korelasi adalah sebagai berikut. Jika nilai
dari ℎ lebih besar daripada nilai
dari maka ditolak ( diterima). Jika nilai
dari ℎ lebih kecil daripada nilai dari maka diterima ( ditolak). Ringkasnya
dapat dituliskan sebagai
berikut.
Jika
Jika
ℎ
ℎ
maka ditolak
maka diterima.
CONTOH 2
Seseorang berpendapat bahwa
ada hubungan dan pengaruh yang positif antara besarnya upah mingguan (puluhan
ribuan) dengan pengeluaran konsumsi (puluhan ribuan). Untuk itu diambil sampel
5 orang karyawan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Upah mingguan
|
Pengeluaran konsumsi
|
(puluhan ribuan)
|
(puluhan
ribuan)
|
80
|
74
|
110
|
90
|
90
|
80
|
60
|
53
|
60
|
57
|
Ujilah pendapat tersebut dengan α = 5%
Penyelesaian:
Pada
contoh 2, kita harus membuktikan bahwa argumen dari seseorang itu benar. Yaitu
dengan menggunakan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang akan
dianalisis meliputi:
Kasus 1. Pengujian hipotesis tentang korelasi.
Kasus 2. Pengujian hipotesis tentang regresi.
Jadi, terdapat 2 kasus yang harus diselesaikan dalam contoh 1. Sebelum
|
menyelesaikan
|
kasus-kasus tersebut, kita harus menentukan siapa yang menjadi
variabel
|
dan variabel .
|
Dengan mengingat kembali bahwaadalah variabel independen dan
|
adalah variabel
|
dependen. adalah variabel
yang mempengaruhi . Sehingga dapat ditentukan bahwa adalah upah mingguan dan
adalah pengeluaran konsumsi.
80
|
74
|
5920
|
6400
|
5476
|
||
110
|
98
|
10780
|
12100
|
9604
|
||
90
|
80
|
7200
|
8100
|
6400
|
||
60
|
53
|
3180
|
3600
|
2809
|
||
60
|
57
|
3420
|
3600
|
3249
|
||
SUM
|
400
|
362
|
30500
|
33800
|
27538
|
|
Tabel 4. Perhitungan data
|
Kasus 1. Pengujian hipotesis tentang korelasi 1. Perumusan Hipotesis
Dari contoh 2, dapat
diketahui bahwa argumen dari seseorang itu adalah ada hubungan yang positif
antara besarnya upah mingguan dengan pengeluaran konsumsi. Sehingga
untuk hipotesis alternatif yang digunakan adalah
( dan mempunyai hubungan positif)
Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat
merumuskan hipotesisnya sebagai berikut.
2. Dari contoh 2 diketahui taraf nyata yang ditentukan adalah α = 5% =
0,05. Selanjutnya
akan ditentukan nilai dari
dengan menggunakan tabel pada Lampiran 1 dengan derajat kebebasannya adalah .
Sehingga diperoleh: .
3. Untuk menghitung nilai ℎ terlebih dahulu dihitung
nilai dari koefisien korelasi. Diperoleh nilai sebagai berikut.
∑
|
∑
∑
|
||||||||||
√
|
∑
|
∑ ) )
|
∑
|
∑ ) )
|
|||||||
)
|
)
|
||||||||||
√
|
)
|
)
|
)
|
)
|
|||||||
√
|
|||||||||||
Selanjutnya dihitung nilai
|
dari
|
ℎ dengan
|
mensubstitusikan
|
semua nilai
yang sudah
|
|||||||
diperoleh. Sehingga
|
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
√
ℎ
|
|||||||||
√
|
|||||||||
√
|
|||||||||
√
|
|||||||||
Dari
perhitungan pada poin 2 dan 3 diperoleh bahwa nlai dari dan nilai dari
ℎ . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
diambil keputusan bahwa ditolak
karena .
ℎ
Artinya ada hubungan yang
positif antara tingkat upah dengan pengeluaran konsumsi dengan probabilitas
penarikan keputusan bernilai benar sebesar 95%.
Kasus 2. Pengujian
hipotesis tentang regresi
1. Dari contoh 2, dapat diketahui bahwa argumen
dari seseorang itu adalah ada pengaruh
yang positif antara
besarnya upah mingguan dengan pengeluaran konsumsi. Sehingga
untuk hipotesis alternatif yang digunakan adalah
(Ada pengaruh positif terhadap ). Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat
merumuskan hipotesisnya sebagai berikut.
2.
|
Dari contoh 2 diketahui taraf nyata yang
ditentukan adalah α = 5% = 0,05. Selanjutnya
|
|||||||
akan ditentukan nilai dari
|
dengan
menggunakan tabel
|
pada Lampiran 1 dengan
|
||||||
derajat kebebasannya adalah
|
.
Sehingga diperoleh:
|
|||||||
.
|
||||||||
3.
|
terlebih
dahulu dihitung nilai dari
|
dan . Diperoleh nilainya
|
||||||
sebagai berikut.
|
||||||||
(
|
)
|
( )
|
||||||
(
|
)
|
|||||||
nad
) )
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
( )
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
Sehingga diperoleh model regresinya sebagai
berikut.
̅
Selanjutnya akan dihitung
nilai kesalahan baku estimasi. Dengan memasukkan semua data yang ada pada Tabel
5 untuk mempermudah perhitungan.
̅
|
̅
|
̅ )
|
||||
80
|
74
|
72,436
|
1,564
|
2,4461
|
||
110
|
98
|
98,116
|
-0,116
|
0,01346
|
||
90
|
80
|
80,996
|
-0,996
|
0,99202
|
||
60
|
53
|
55,316
|
-2,316
|
5,36386
|
||
60
|
57
|
55,316
|
1,684
|
2,83586
|
||
SUM
|
11,6513
|
|||||
Tabel 5. Perhitungan data
|
Semua data yang diperoleh
disubstitusikan ke rumus kesalahan baku estimasi, sehingga diperoleh:
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
∑
|
̅ )
|
||||||||||
√
|
√
|
||||||||||
̅ ) yang disajikan dalam Tabel 6.
|
|||||||||||
Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan dari
|
|||||||||||
̅
|
̅ )
|
||||||||||
80
|
0
|
0
|
|||||||||
110
|
30
|
900
|
|||||||||
90
|
10
|
100
|
|||||||||
60
|
-20
|
400
|
|||||||||
60
|
-20
|
400
|
|||||||||
SUM
|
1800
|
||||||||||
Tabel 6. Perhitungan data
|
|||||||||||
Setelah semua nilai
diketahui, maka nilai-nilai
|
tersebut disubstitusikan ke
rumus ,
|
||||||||||
sehingga diperoleh:
|
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
√∑ ̅ ) √
Kemudian dilanjutkan
menghitung untuk nilai ℎ, yaitu:
4. Keputusan
|
ℎ
|
||||||
Dari perhitungan pada poin 2 dan 3 diperoleh
bahwa nlai dari
|
dan nilai dari
|
||||||
ℎ
|
. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
diambil keputusan bahwa
|
ditolak
|
|||||
karena ℎ
|
.
|
Artinya ada hubungan yang
positif antara tingkat upah dengan pengeluaran konsumsi dengan probabilitas
penarikan keputusan bernilai benar sebesar 95%.
1. Seseorang berpendapat bahwa lamanya belajar
berpengaruh terhadap nilai ujian yang diperoleh. Untuk membuktikan pernyataan
tersebut diambil sampel sebagai berikut :
Nilai
ujian
|
Lama belajar (jam)
|
40
|
4
|
60
|
6
|
50
|
7
|
70
|
10
|
90
|
13
|
Ujilah pernyataan tersebut
dengan tingkat kepercayaan 90%
2. Usia bayi (x) dalam dua bulan
pertama diduga mempunyai hubungan linier dengan massa badannya (y) dalam kg.
Dari hasil pengamatan terhadap 8 orang bayi diperoleh hasil sbb.:
Usia (minggu)
|
Massa
(kg)
|
5
|
5
|
2
|
4
|
6
|
5
|
4
|
4
|
5
|
5
|
1
|
3
|
6
|
6
|
3
|
4
|
a. Carilah persamaan regresinya
b. Bila usia bayi 4,5 minggu, berapakah massanya
c. Bila massa bayi 5,87 kg, berapakah usianya
d. Carilah koefisien korelasi r. apakah artinya
e. Ujilah pendapat bahwa
terdapat hubungan positif antara usia bayi dengan massa bayi dengan taraf nyata
5%
3. Diketahui data sebagai berikut.
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.gif)
Permintaan suatu komoditi
|
Harga rata-rata komoditi
|
(satuan)
|
(satuan)
|
178
|
105
|
224
|
105
|
160
|
130
|
315
|
130
|
229
|
130
|
250
|
150
|
181
|
150
|
306
|
170
|
257
|
170
|
300
|
180
|
a. Dengan menggunakan persamaan garis regresi , berapa ramalan nilai
apabila
b. Dengan menggunakan interpretasi secara
ekonomi, apa arti nilai dari
Apakah
nilai bertentangan dengan teori ekonomi, bahwa apabila harga naik permintaan
akan turun, yang berarti harga mempunyai efek negatif terhadap perumusan.
• Gagasan
perhitungan ditetapkan oleh Sir Francis Galton (1822-1911)
• Persamaan regresi :Persamaan matematik yang memungkinkan peramalan nilai
suatu peubah takbebas (dependent variable)
dari nilai peubah bebas (independent
variable)
• Diagram
Pencar = Scatter Diagram
Diagram yang menggambarkan nilai-nilai observasi peubah takbebas dan
peubah bebas.
Nilai peubah bebas ditulis
pada sumbu X (sumbu horizontal)
Nilai
peubah takbebas ditulis pada sumbu Y (sumbu vertikal)
Nilai
peubah takbebas ditentukan oleh nilai peubah bebas
Anda
sudah dapat menentukan mana peubah takbebas dan peubah bebas?
Contoh 1:
Umur Vs
Tinggi Tanaman
Biaya
Promosi Vs Volume penjualan
(X : Umur, Y : Tinggi)
(X : Biaya Promosi, Y : Vol.
penjualan)
• Jenis-jenis
Persamaan Regresi : a. Regresi Linier :
- Regresi
Linier Sederhana
- Regresi Linier Berganda b. Regresi Nonlinier
- Regresi
Eksponensial
• Regresi
Linier
- Bentuk
Umum Regresi Linier Sederhana
Y = a +
bX
Y
: peubah takbebas
X: peubah
bebas
a
: konstanta
b
: kemiringan
- Bentuk
Umum Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + ...+ bnXn
Y
|
:
peubah takbebas
|
a
|
:
konstanta
|
X1
|
:
peubah bebas ke-1
|
b1
|
: kemiringan ke-1
|
X2
|
:
peubah bebas ke-2
|
b2
|
: kemiringan ke-2
|
Xn
|
:
peubah bebas ke-n
|
bn
|
: kemiringan ke-n
|
2.
Regresi
Linier Sederhana
• Metode Kuadrat
terkecil (least square method): metode paling
populer untuk
menetapkan
persamaan regresi linier sederhana
- Bentuk Umum Regresi Linier Sederhana :
Y = a +
bX
Y : peubah
takbebas X : peubah
bebas
a :
konstanta b :
kemiringan
n
|
n
|
n
|
||||
n ∑ xi yi −
|
∑ x i
|
∑ yi
|
||||
b =
|
i =1
|
i = 1
|
i =1
|
|||
n
|
n
|
2
|
||||
n ∑ x i2 − ∑ xi
|
||||||
i = 1
|
i =1
|
a = y
− bx
n
|
n
|
||||
∑ yi
|
∑ xi
|
||||
sehingga
|
a =
|
i=1
|
− b
|
i=1
|
|
n
|
n
|
||||
n : banyak
pasangan data
yi : nilai
peubah takbebas Y ke-i
xi : nilai
peubah bebas X ke-i
Korelasi
Linier berganda
• Koefisien
Determinasi Sampel untuk Regresi Linier Berganda diberi notasi sebagai berikut
Ry2.12
• Sedangkan
Koefisien Korelasi adalah akar positif Koefisien Determinasi atau
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
ry.12 =
Ry2.12
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
• Rumus
R2
|
= 1 −
|
JKG
|
2
|
||
y.12
|
( n −1) sy
|
JKG :
Jumlah Kuadrat Galat
sy² : Jumlah Kuadrat y (terkoreksi)
di mana
s2 = n ∑ y 2 − (∑ y)2
![](file:///C:/Users/design/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
y n ( n − 1)
JKG = ∑ y 2 − a∑ y − b1 ∑ x1 y − b2 ∑ x2 y
Contoh 5:
Jika diketahui (dari Contoh 4) n = 6
∑ x1 = 31
∑ x 1 x2 =239
∑ x12 =187
∑ x2 = 40
|
∑ y = 50
|
|
∑ x 1 y =296
|
∑ x2 y = 379
|
|
∑ x2
|
2 =306
|
∑ y2 = 470
|
Maka
tetapkan Ry2.12 dan jelaskan artinya nilai tersebut!
sy2 =
|
n ∑ y 2 − ( ∑ y)2
|
=
|
6( 470) − (50)2
|
=
|
2820 − 2500
|
=
|
320
|
= 10.667
|
|
n ( n − 1)
|
6( 6 − 5)
|
30
|
30
|
||||||
JKG = ∑ y 2 − a∑ y − b1 ∑ x1 y − b2 ∑ x2 y = 470 - 0.75(50) - 0.5 (296) -
0.75 (379)
= 470 -
37.5 - 148 - 284.25
= 0.25
R2
|
= 1 −
|
JKG
|
= 1 −
|
0.25
|
= 1 −
|
0.25
|
||
2
|
||||||||
y.12
|
( n −1) s y
|
5
|
× 10.667
|
53.333
|
||||
= 1 -
0.0046875
= 0.9953125
=
99.53%
Nilai Ry2.12 = 99.53% menunjukkan bahwa 99.53% proporsi
keragaman nilai peubah Y
(volume
penjualan) dapat dijelaskan oleh nilai peubah X (biaya promosi) dan X2 (biaya aksesoris) melalui
hubungan linier.
Sisanya sebesar 0.47% dijelaskan
oleh hal-hal lain.
inilah vidionya guys klo kurang mengerti bisa di simak ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar